Before :( |
“Sabar”
sebuah kata yang sering diucapkan seseorang ketika menemui masalah. “ya Allah
berikan aku kesabararan” atau “sabar-sabar” berbagai variasi kata sering
digunakan untuk merangkai kata sabar. Lantas apa sih sabar itu? Oh, tukang
cukur di pojok kampung itu bernama Pak Sabar, tapi bukan itu yang aku maksud.
Sabar yang aku maksud adalah kata sifat bukan sebuah subjek. Sering orang
berakata sabar ketika mendapat musibah, sering orang berkata sabar ketika
menghadapi seseorang yang temperamental, dan juga masih banyak hal. Lantas apa
sih sabar itu?
Di
dalam Islam, sabar menurut bahasa berarti menahan dan mengekang. Di antaranya
disebutkan pada QS.Al-Kahfi [18]: 28 “Dan tahanlah dirimu bersama dengan
orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan di senja hari dengan mengharap
keridhaanNya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka.” Maksud dari
menahan dan mengekang disini berarti menahan segala amarah maupun mengekang
nafsu dan ego kita.
Sabar
sendiri mempunyai beberapa macam, diantaranya sabar secara fisik maupun sabar
secara batiniah. Sabar secara fisik contohnya ketika kita mendapat pukulan
kemudian sakit, ataupun lapar namun kita tidaklah mengeluh. Sabar secara
batiniah yaitu perasaan kita yang diserang contohnya diledek, dimaki maupun
disakiti perasaannya. Keduanya sama-sama berat namun yang lebih sering kita
alami adalah sabar secara batiniah, karena objeknya yang berupa perasaan sangat
rentan untuk disakiti.
Kunci
dari sabar adalah menahan amarah, mengekang ego kita untuk membalas, karena
ketika kita tidak mampu menahan amarah maka pertengkaran akan terjadi, dan
ketika kita tidak mampu mengekang ego maka keributan akan terjadi. Sabar akan
mudah dilakukan ketika kita mampu menyadari posisi kita dan dimana letak
kesalahan kita. Lantas bagaimana ketika kita dalam posisi yang benar? Apakah kita
harus tetap sabar? Dalam posisi yang benar pun kita harus tetap sabar, karena
sabar merupakan solusi yang tepat untuk meredam amarah seseorang. Bayangkan
ketika amarah dibalas dengan amarah maka pertengkaran akan terjadi, lantas apa
yang didapat? Lelah hati pikiran, maupun renggangnya suatu hubungan. Kemudian
bagaimana ketika amarah kita hadapi dengan kesabaran? Percayalah amarah itu
akan redam dengan sendirinya.
Selain
untuk meredam amarah, sabar juga efektif untuk menyelesaikan suatu masalah , terkadang
seseorang mengeluh ketika mendapat suatu cobaan, terkadang kitapun merasa tidak
mampu untuk menyelesaikannya. Akupun pernah mengalaminya :D .Padahal yang kita
lakukakan itu salah karena Tuhan tidak mungkin memberikan cobaan yang melebihi
kemampuan umatnya. Kita cuma belum menemukan jalan keluarnya namun sudah
mengeluh duluan, lantas bagaimana cara untuk menemukan jalan keluarnya? Yang harus
kita lakukan adalah sabar, karena ketika kita sabar maka batin kita akan tenang
sehingga kita mampu berpikir dengan baik dan ketika kita mampu berpikir dengan
baik maka jalan keluarpun akan mudah ditemukan.
Nah,
jadi gak ada salahnya kan ketika kita harus sabar dan mengalah. Seperti kata
pepatah, bersakit dahulu bersenang kemudian. Maksudnya ketika kita mampu
bersabar maka kita akan merasakan manfaatnya kemudian. Dengan sabar juga bisa
membuat kita lebih sehat karna secara psikologis pikiran kita akan lebih stabil
berbeda ketika kita mementingkan amarah dan nafsu, pikiran kita akan bekerja
ekstra dan akhirnya akan merugikan kita sendiri yang kemudian berujung
penyesalan. Nah sabar ini juga efektif untuk menghadapi orang yang pemarah, oleh karena itu gak perlu sungkan karena Allah bersama orang-orang yang
sabar “Innallaha ma'ashobirin” sekian J
After :) |